Sabtu, 24 April 2010

CERPEN

“ Harapan Kakek Raja “

by : Naning Wijayanti

Orang tua itu menarik nafas dan menjatuhkan tongkat di sisinya, lalu meraih kursinya yang panjang untuk beristirahat menghilangkan kepenatan seharian. Ia seperti terdiam lama sekali, cahaya kekuningan yang menerangi kamar berkilauan laksana matahari memenuhi dirinya dan membuatnya terlihat keriput-keriput ketuaannya. Ia memejamkan kedua matanya dan membiarkan dirinya bermimpi dan berangan –angan jauh sekali. Ingatannya kembali pada masalah kehidupan yang selalu menghimpit dadanya dimana semua orang sekitarnya dan lingkungan yang tidak memperdulikannya bahwa ia telah renta tua dan berjalan dengan sangat kepayahan. Hanya berbekal sebuah arit tua yang aus termakan usia itulah alat satu-satunya untuk bekerja pada sebuah petak sawah kecil yang kering kerontang menunggu hujan yang datang karena air irigasi tidaklah sampai kepetaknya. Hidup seorang diri tanpa anak & istri tanpa siapapun yang peduli padanya membuat sebagian orang iba padanya ,tapi apadaya yang ibapun sama seorang nenek tua yang berada digubuk reot dengan ditemani oleh anaknya yang tiap pulang pergi kerja menggunakan sepeda ontel tua yang pedalnya sebelah hilang.

Ia menuturkan bagaimana ia mengangankan sepetak sawahnya bisa teraliri oleh air seperti sawah milik orang-orang lainnya,dimana sawahnya terletak dipojok dekat pohon bamboo irigasi tidak sampai kesana hanya kurang 50 meter itupun harus melewati milik orang lain yang sama tidakmampunya untuk mengalirkan air ketempatnya karena tempatnya yang tinggi dan berpadas . Angan-angannya hanya jika petaknya air bisa mengalir paling tidak dia bisa panen empat kali dalam setahun dan itu bisa menyambung kehidupan dimasa tuanya dan bisa memperbaiki sebuah madarasah yang reot dan bocor kalau hujan turun. Anak – anak bisa mengaji tanpa kebasahan dan nyaman .Angannya terlalu sederhana tapi mengandung sebuah arti yang amat dalam bagi dirinya.

“Assalamualaikum” sapa seseorang anak muda sederhana

“Waalaikumsalam” jawabnya sambil tergopoh –gopoh keluar karena mengagetkan tidurnya

“Ada apa Mat ? “ tanyanya

“Besok Mbah Min diminta datang pak Mantri jam delapan pagi.” jawabnya

“Alhamdullilah akhirnya berhasil juga ya,Mat.” Katanya dengan suara menahan haru,senang campur aduk jadi satu. Setelah sekian lama ia berusaha kesana –kemari dengan membawa secarik kertas agak kumal sebesar buku tulis anak-anak sekolah madarasah dekat rumahnya, yang tiap sore meramaikan halaman rumahnya dan terdengar suara –suara alunan ayat –ayat Al – Qur’an dari suara mungil anak-anak desa pingiran hutan jati. Dia teringat bagaimana tertatih-tatihnya ketika dia pergi dari bank yang satu ke bank yang lain,dari rentenir yang satu kerentenir yang lain dengan berjalan kaki menggunakan tongkat kayu tua bersandal jepit dimana jepitannya berbeda warna,semua menolaknya.Ada yang memberinya lima ratus perak dikiranya dia orang minta-minta,ada penjaga yang mengusirnya begitu saja sebelum dia masuk halaman bank yang terlihat mentereng dengan sederet seragam kemegahanya.Memang dari luar terlihat gagah,megah dan berwibawa tapi apakah yang tampak diluar itu sama dengan didalamnya pikir kakek Raja waktu itu.

Dengan menahan tangis ia mengucapkan berkali-kali terimakasih pada Amat anak nenek Sari tanpanya mungkin dia tidak dapat memperoleh dana pinjaman sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah yang bagi ukuran dirinya sungguh teramat besar.Yang karena ceritanya pada nenek Sarilah akan keinginannya membuat irigasi dan memperbaiki madarasah maka ia dapat pinjaman dari bank ,karena nenek sari cerita pada Amat anaknya yang bekerja sebagai pesuruh pada bank unit desa setempat dimana Amat yang kenal dengan P.Mantri menceritakan akan keinginan kakek Raja untuk mengajukan kredit dengan angunan tanahnya yang memakai surat petok desa. Dengan segala kerendahan hatinya P.mantri dan ungkapan ceritanya Amat pihak Bank menyetujui kredit yang diajukan kakek Raja.

Seandainya kakek Raja orang yang kaya yang punya perusahaan mentereng dan banyak karyawan tentu saja tidaklah sesulit ini dia berusaha pinjam uang,justru pihak banklkah yang berbondong-bondong kepadanya untuk menawarkan berbagai program yang ada mereka akan cepat memberikan kredit dengan mudah dan cepat sesuai angunan yang ada jika terjadi perubahan perekonomian seperti sekarang ini iklim global banyak terjadi kredit macet justru pihak bank sendiri yang dirugikan,seandainya pihak bank mau memberikan pinjaman seperti orang-orang kecil,petani,pedagang,usahawan kecil ,ibu-ibu rumah tangga lebih diperhatikan mungkin saja perbankan kita jauh lebih baik daripada meminjamkan uang dengan nilai milyaran rupiah jika terjadi goncangan perekonomian akan menjadi lebih parah karena mereka rentan untuk mengembalikan uangnya karena beban mereka terlalu berat logika saja pinjaman besar secara otomatis jumlah bunga yang dibayarkan juga besar.Tapi andaikan pinjaman itu kecil bunganyapun kecil dan akan menyokong perekonomian yang ada karena jika terjadi perubahan perekonomian maka tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap bank karena biasanya orang-orang kecil lebih jujur untuk membayar kredit.

Karena saking senangnya pagi-pagi sekali kakek Raja berangkat berjalan kaki dari rumah menuju ke tempat kerja Pak Mantri dengan membawa sejuta harapan.Sampai disana hari masih terlalu pagi pintu halaman masih dikunci oleh penjaga kantor dengan penuh kesabaran ditunggunya pintu pagar sampai sang satpam membuka pintu.

“ Pagi mbah,ada perlu apa ngih kok pagi-pagi sudah kesini ?” Sapa sang penjaga kantor “ Mau ketemu sama Pak Mantri dik, sengaja saya tunggu pagi-pagi biar ngak keburu pergi ,biar bisa langsung ketemu sama Pak mantri.” jawabnya sambil tersenyum “ Pak Mantri datangnya masih lama mbah nanti pukul 08.00.,ini baru pukul 06.00 si Amat aja belum datang” lanjut penjaga kantor .Tak lama kemudian Amat datang dengan sepeda buntutnya sambil tersenyum dengan kakek Raja . “ Mbah kalau menunggu Pak Mantri disana aja , masih lama kok datangnya.” Kata Amat mengajak kakek Raja duduk diruang tunggu ,sang penjaga kantor tersenyum dengan Amat sambil mangut-mangut.

Pukul 08.00 semua pegawai sudah datang tinggal yang ditunggu Kakek raja belum datang juga dia mulai gelisah,sambil celigukan mencari si Amat juga belum muncul juga sudah ada tamu satu dua yang datang dilayani kasir ,tapi yang ditunggu belum muncul-muncul juga.Keringat mulai mengucur didahi keriput sang kakek sekali-kali dilapnya dengan tangannya. Tak lama kemudian muncul P.mantri dengan sepeda motornya dan tas hitam dilengannya,dari kejauhan beliau sudah tahu kalau ada orang yang menunggunya ,segera dia datangngi sang kakek. “ maaf mbah tadi dirumah saya ada tamu ,jadi agak terlambat .” sapanya “Ngak Papa P.Rusli .” jawab kakek raja .Dengan mengandeng kakek raja untuk duduk di meja kerjanya.Dengan dipandu P.Mantri akhirnya kakek Raja berhasil memperoleh pinjaman satu juta setengah dari Bank Unit Desa tempatnya tinggal.

Dengan perasaan gembira dan penuh semangat kakek raja pergi ke pasar untuk beli benih,pupuk untuk petak sawahnya.Sampainya dirumah diajaknya kiman tukang batu ke sawah untuk membuatkan saluran yang menuju sawahnya.Dengan perasaan terharu kiman mau membantu kakek Raja tanpa ongkos tenaga untuk materialnya semua dari kakek raja.Madarasah dekat tempatnyapun dikerjakan Kiman dan kawan-kawannya ,mereka mengerjakan setelah selesai bekerja.

Setelah selesai irigasinya dapat dipakai oleh beberapa petak sawah yang dilaluinya sekarang kakek raja bisa panen tiga empat kali dan anak-anak kalau hujan bisa tetap mengaji tanpa kena air hujan.Dia bisa berbangga hati karena harapannya terkabul dengan pertolongan seorang pesuruh kantor yang punya secuil hati nurani.

Betapa sulitnya orang kecil seperti kakek Raja mencari pinjaman,tidak hanya kakek Raja tapi masih banyak orang-orang desa dimana tempatku bekerja yang kesulitan untuk mencari pinjaman untuk membeli pupuk waktu musim tanam tiba,banyak sekali rentenir-rentenir yang keluar masuk desaku menawarkan pinjaman berupa pupuk waktu musim tanam dengan pengembalian berupa gabah setelah panen .Dimana satu zak pupuk urea seharga tujuh puluh dua ribu rupiah dihargai dengan dua zak gabah yang biasanya kalau jadi beras menjadi sekitar lima puluh enam kilogram . Seandainya bank unit desa mau mempermudah kredit-kredit untuk orang-orang kecil mungkin sudah tidak ada rentenir-rentenir yang bekeliaran dan orang seperti kakek Raja akan merasa tertolong dan akan sangat menghargai para karyawan-karyawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar